Almarhum K.H. Salim Ma’ruf lahir di kampong Keramat Kecamatan Martapura Timur Sekitra tahun 1913, ayah beliau bernama H. Ma’ruf bin H. Nafis asal Kampung Melayu. Kakek almarhum H. Nafis asal kampong Dalam Pagar Martapura. Ibu almarhum bernama
Hj. Asiah seorang perempuan dari kampong Keramat Martapura. Ayah almarhum H. Ma’ruf adalah seorang petani
di samping menjadi muezzin di Masjid Agung Al-Karomah Martapura. H. Ma’ruf adalah seorang yang selalu
mencintai para ulama dan orang-orang berpengetahuan agama dan mempunyai anak
sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 orang anak laki-laki dan 4 orang
perempuan, jadi K.H. Salim Ma’ruf satu-satunya anak laki-laki.
K.H. Salim
Ma’ruf mendapat pendidikan Agama dari ayah almarhum sendiri di rumah, beliau
belajar membaca Alqur’an dengan Syech H. Ali Bahwiris di kampong Keramat
Martapura. Beliau memperdalam ilmu-ilmu
agama dengan beberapa orang guru, diantaranya :
1. Al Alimul Allamah K.H. Kasyful Anwar ( Kampung Melayu)
2. Al Alimul Allamah K.H. Abdurrahman (Desa Tunggul Irang)
3. Al Alimul Allamah K.H. Yusuf Jabal ( Desa Pasayangan)
4. Al Alimul Allamah K.H. Marzuki
(Kampung Melayu)
5. Al Alimul Allamah K.H. Zainal Ilmi ( Kampung Dalam Pagar)
6. Al Alimul Allamah Syech H. Abdul Hamid (Madrasah As-Salam
Pasayangan)
Beliau
memperdalam ilmu Mantiq dengan Syech H. Abdul Hamid yang datang dari Yaman.
Pada waktu
almarhum mulai mengaji dengan K.H.
Kasyful Anwar, satu-satunya guru almarhum yang paling banyak menimba ilmu
pengetahuan agama, pada waktu itu almarhum masih muda. Setelah almarhum K.H. Kasyful Anwar mempunyai
firasat melihat bakat dan kesungguhan almarhum menuntut ilmu, maka almarhum
K.H. Kasyful Anwar berkata kepada Almarhum H. Ma’ruf agar anaknya yang bernama
H. Salim jangan disuruh berusaha, biar dia mengaji saja sama aku, karena anak
ini akan jadi orang alim. Atas perminta’an
ini, almarhum H. Ma’ruf menta’atinya.
Maka almarhum K.H. Salim Ma’ruf selalu tekun mempelajari kitab-kitab
agama islam. Diantara ilmu yang dikuasai
beliau yang menonjol adalah tafsir Alqur’an, ilmu Ushuluddin, ilmu Mantiq
(Logika) dan ilmu Wifiq (rajah/wafaq) di samping ilmu lain yang dikuasai
almarhum.
Tahun 1933 dalam usia 20 tahun almarhum telah mendapat izin untuk mengajar agama dari mufti Martapura. Maka mengajarlah almarhum di Langgar-Langgar atau Surau-Surau, di samping mengajar di PP.Darussalam atas permintaan Guru Almarhum K.H. Kasyful Anwar, yang kala itu menjadi Pimpinan PP.Darussalam Martapura.
Pada tahun 1942 s/d 1044 Almarhum pergi ke Pontianak (Kal-Bar) dengan tujuan berdagang/ berniaga di Pontianak, kemudian masyarakat disana mengenal almarhum orang yang alim dalam ilmu agama islam, maka almarhum di minta Sulthan Sayyid Abdurrahman Al-Qodry untuk mengajar di istana Al-Qodry.
Pada tahun 1945 almarhum kembali ke Martapura dan bertekad mengabdi di PP.Darussalam untuk melaksanakan wasiat dari almarhum K.H. Kasyful Anwar, yang mana beliau berwasiat agar murid-murid beliau ikut terus membina dan memajukan PP.Darussalam yang pada waktu itu di pimpin oleh almarhum K.H. Abdul Qodir Hasan yang popular dikenal dengan sebutan “ Guru Tuha”
Pada tahun 1948 almarhum pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, setelah dibuka kembali bagi bangsa Indonesia yang beragama islam untuk pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan almarhum pulang dengan selamat.
Pada tahun 1962 almarhum beserta masyarakat kampong Pekauman dan kampong Keramat mendirikan sebuah Madrasah Ibtidaiah 6 tahun yang bernama Miftah Darissalam, yang kala itu di kedua desa tersebut tidak terdapat Sekolah Dasar. Sekarang Madrasah tersebut di pimpin oleh Putera almarhum yang bernama Guru H. Humaidi Salim.
Pada tahun 1969 almarhum dipercaya memimpin PP.Darussalam sepeninggalnya Almarhum K.H. Anang Sya’rani Arif. Sifat dan pembawaan Beliau yang dikenal selama memimpin Darussalam adalah kedisiplinannya yang keras dalam segala hal dan tegas dalam bersikap, suatu sifat yang tidak semua orang menyukainya namun didalamnya mengandung hikmah yang teramat dalam.
Pada tahun 1973 keadaan fisik almarhum mulai menurun (selalu dapat sakit), tetapi almarhum selalu memaksa turun ke pondok walaupun dengan cara di papah oleh seorang anak almarhum. Kemudian atas nasehat Dokter agar almarhum banyak istirahat. Kemudian kepemimpinan PP.Darussalam beliau serahkan kepada murid beliau K.H. Badruddin dan K.H. Abdus Syukur.
KH. Salim Ma'ruf pernah menulis beberapa kitab diantaranya :
1. Kitab yang bernama “Al-I’lan” berisi Perukunan
2. Kitab yang bernama “Risalah Muamalah” berisi pedoman jual beli dalam islam
3. Kitab yang bernama “ Qoulul Muallaq” berisi ilmu Mantiq atau Logika
4. Kitab yang bernama “ Hisnul Ummah” berisi amalan sehari-hari
5. Kitab yang bernama “ Tashilul Murid fi limit-tajwid” yang berisi tentang ilmu Tajwid
Pada tanggal 1 Pebruari 1979 M / 2 Rabiul Awal 1400 H tepatnya malam kamis subuh beliau menghembuskan nafas terakhir berpulang ke Rahmatullah. Beliau dimakamkan di kubah Jl. Kertak Baru Pekauman
Martapura.
0 comments:
Posting Komentar